Gerakan Bersama Wujudkan Kelas Gizi Balita
Pemerintah Kabupaten Berau terus berupaya menekan angka stunting. Salah satunya dengan melakukan pencanangan Gebrakan Lasgita (Gerakan Bersama Wujudkan Kelas Gizi Balita) di Posyandu Karya Bhakti Jalan Karya Utama, Kelurahan Teluk Bayur Kecamatan Teluk Bayur, Senin (24/10/2022).
Dari Laporan kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2021 bahwa terdapat permasalahan berkaitan dengan masih tingginya Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan Kekurangan Gizi pada balita.
Berdasarkan Hasil analisa masalah dengan metode USG maka permasalahan Prioritas yang akan ditindak lanjuti melalui Aksi Perubahan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat adalah : “Permasalahan Kekurangan Gizi pada Balita (yaitu Balita dengan Berat Badan Kurang, Gizi Kurang dan Stunted) Dengan Brand GEBRAKAN LASGITA Yaitu Gerakan Bersama Keluarga, Masyarakat,Stakeholder dan Pemerintah dalam menangani masalah kekurangan gizi balita yang terhimpun dalam satu kelas dengan kegiatan yang terintegrasi untuk mewujudkan balita berstatus Gizi Baik“.
Bupati Berau, Hj Sri Juniarsih Mas menghadiri sekaligus melaunching Gerakan Bersama Wujudkan Kelas Gizi Balita (Gebrakan Lagista) yang digagas Posyandu Karya Bhakti Kecamatan Teluk Bayur, di Posyandu Karya Bhakti, pada Senin (24/10).
Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, drg Totoh Hermanto, Asisten I Setda Berau, M Hendratno, Kabag Humas, Ima Rosita, Camat Teluk Bayur, Endang, anggota PKK Kecamatan Teluk Bayur, anggota Posyandu Karya Bhakti, para orangtua bersama balitanya, dan tamu undangan lainnya.
Bupati, Hj Sri Juniarsih dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya secara pribadi maupun sebagai pemerintah daerah mengapresiasi dan mensupport Gebrakan Lasgita yang merupakan inovasi dalam mencegah angka stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Berau.
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas mengatakan, seorang ibu datang ke posyandu bukan hanya sekedar menimbang berat badan bayinya saja. Namun juga melihat perkembangan tumbuh kembang bayi. Apabila ada masalah, maka akan mendapatkan pengarahan atau pendampingan.
Sri menuturkan, oleh karena itu bukan hanya sekedar imunisasi saja tapi untuk mengetahui seberapa besar perkembangan tumbuh kembang anak-anak kita. Sehingga sangat penting untuk membawa bayi ke posyandu.
“Saya mengajak ibu-ibu yang memiliki balita untuk rajin ke posyandu supaya bisa terpantau tumbuh kembang bayi dan balita yang kita harapkan akan menjadi anak-anak yang berguna bagi nusa dan bangsa dimasa depan,” ujarnya.
“Jangan hanya ibunya yang naik berat badan tapi anaknya yang turun berat badannya juga harus terus berkembang tumbuh dan tambah berat badannya,” imbuhnya.
Sri juga mengungkapkan, saat ibu di rumah bisa mengolah makanan supaya bisa menjadi kegemaran anak-anak. Supaya, mereka doyan dengan apa yang kita makan.
Gebrakan Lasgita membuat model identifikasi gangguan pertumbuhan dan intervensi sejak dini terutama 1000 hari pertama kehidupan dan terpadu lainnya yang penting untuk dilakukan. Seperti yang disampaikan, ketika ada sesuatu pada anak-anak di Teluk Bayur atau ditempat lain, tugas kita bersama adalah untuk memotivasi orang tua supaya anak yang punya gejala stunting bisa segera diselesaikan masalahnya.
“Karena kalau sampai kita biarkan berkepanjangan maka anak akan menjadi gagal tumbuh kembangnya,” ujarnya.
Melalui posyandu ataupun PKK supaya bisa diberi support asupan-asupan gizi dan makanan-makanan yang bergizi serta susu formula. Sehingga berat badan pada anak-anak bisa terus naik setiap bulan.
“Saya berharap nantinya fungsi dari elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat dapat kita optimalkan sehingga kita dapat memantau tumbuh kembang anak-anak Kabupaten Berau. untuk menjadikan anak yang sehat dan kuat,” tuturnya.
Ia juga mengatakan agar Dinas Kesehatan bekerjasama dengan pemerintah setempat dan instansi terkait untuk mengurangi angka stunting. Serta rutin melakukan penyuluhan di sekolah.
Bupati Berau pun berharap, balita serta bayi tumbuh kembangnya menjadi anak-anak yang sehat anak yang bisa menjadi kebanggaan dimasa depan dengan bekerjasama untuk membangun generasi Indonesia supaya menjadi generasi-generasi yang bisa dibanggakan. Pungkasnya.
Peserta Kelas Gizi Balita ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. Keriteria Peserta adalah Balita yang berdasarkan hasil penimbangan memiliki status Gizi berdasarkan BB/U Berat Badan Kurang, TB/U masuk kategori stunting dan BB/TB masuk kategori Gizi Kurang sebanyak 30 orag balita.
Pelaksanaan Kelas Gizi Balita Kelurahan Teluk Bayur dimulai pada Tanggal 24 Oktober 2022 sampai dengan tanggal 22 November 2022 ( selama 30 hari) yang dikuti oleh 30 orang balita 10 hari kumpul di kelas Gizi Balita dan 20 hari dirumah masing-masing. Sedangkan Pelaksanaan Kelas Gizi Balita di Kampung Maluang dimulai pada Tanggal 26 Oktober 2022 sampai dengan tanggal 22 November 2022 ( selama 30 hari) bertempat di Pustu Maluang selama 10 hari dan 20 hari dirumah masing-masing.
Adapun kegiatan selama 10 hari adalah Pengukuran Antropometri,Pemberian Edukasi/Penyuluhan Kesehatan Lingkungan, PHBS, Gizi ,Pengolahan makanan dan Makan bersama.
Pada kegiatan 20 hari di Rumah maka bagi balita dengan Orang Tua Masyarakat Berpenghasikan Rendah berdasarkan Ketetapan Lurah/kepala Kampung diberikan Bantuan PMT yang disiapkan oleh Kader Lasgita dimana di Kelurahan Teluk Bayur terdapat 10 orang dan di Maluarang 19 Orang
Kunjungan rumah dilakukan oleh Petugas Promkes, Kesehatan Anak ,gizi, Pengelola anak dan Kader pada balita yang berat badannya tidak naik.
Berdasarkan Hasil Penimbangan BB maka dari 30 Balita di Teluk Bayur Terdapat 17 Balita atau (56,7%) balita yang Berat badannya naik Lebih atau sama dengan 200 gram /per bulan dan dinyatakan lulus , dan 13 balita ( 43.3%) tetap atau Naik namun tidak sampai 200 gr.
Hasil Penimbangan BB maka dari 30 Balita di Kampung Maluang Terdapat 20 Balita atau (66,7%) balita yang Berat badannya naik Lebih atau sama dengan 200 gram /per bulan dan dinyatakan lulus , dan 10 balita ( 33.3%) tetap atau Naik namun tidak sampai 200 gr.
Berat Badan Tidak Naik DIKARENAKAN BALITA SAKIT DAN TIDAK MAU MAKAN YANG MENGAKIBATKAN KEBUTUHAN ASUPAN BALITA TIDAK TERPENUHI DARI MAKANAN BALITA.