Dinas Kesehatan Kabupaten Berau (5-8/03/2023) melaksanakan Kaji tiru ke Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus langsung mensosialisasikan Upaya Percepatan Penurunan Kematian ibu dan Bayi kepada Puskesmas, Camat, Lurah/kepala Kampung dan Pengelola Program Dinas Kesehatan.
Kegiatan Kaji Tiru Intervensi program percepatan penurunan kematian Ibu dan Bayi merupakan salah satu upaya Percepatan Penurunan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di kabupaten Berau, yang melibatkan bukan hanya sector Kesehatan (Puskesmas dan jaringannya, RSUD, Klinik, PMB) tapi juga pemerintah maupun swasta. memerlukan Komitmen dari seluruh Penguasa wilayah, aparat (Camat, Lurah/kepala Kampung, jajaran dan kelembagaanya) dan mitra pembangunan, Pelaku usaha dan terpenting adalah Kesadaran, partisipasi dan pemberdayaan dari masyarakat Berau. Kondisi masih tingginya kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Berau dan Capaian Program KIA, Gizi yang rendah mengisyaratkan perlunya upaya bersama yang lebih strategis, komprehensif dan bersinergi dari pemerintah dan masyarakat agar mencapai tujuan penurunan kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Berau. Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB dapat dilakukan dengan Strategi (ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) kemudian mengimplementasikan dari keberhasilan kabupaten Slemen.
Acara ini di buka oleh dr. Esti Kurniasih selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dan dihadiri oleh beberapa pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yaitu Samsu Eko Suhartono, S.Gz (Sub. Koordinator Kelompok Substansi Kesga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat), Dini Melani M. S.KM., S.ST., M.Keb (Sub. Koordinator Kelompok Substansi Kesehatan Khusus dan Penjaminan Kesehatan Bidang Pelayanan Medis), Muhammad Daroji, S.KM, MPH (Kepala Puskesmas Gamping II). Sedangkan dari Kabupaten Berau Kepala Dinas Kesehatan Drg. Totoh Hermanto, M.Kes selaku ketua rombongan membawa berbagai lintas program dan lintas sector sebanyak 30 orang.
Dalam kegiatan kaji tiru ini drg. Totoh Hermanto, M.Kes menyampaikan salam hangat dari kabupaten berau untuk kabupaten sleman dan apresiasi terhadap keberhasilan kabupaten sleman yang berhasil meningkatkan penurunan Angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, dalam ungkapannya “kami datang ke yogya jauh jauh untuk belajar dan sedikit meniru keberhasilan Dinas Kesehatan Kab. Sleman dan Jajaran nya dalam meningkatkan penurunan AKI dan AKB di Sleman Yogyakarta ini, semoga kami dapat menyerap dan meniru Langkah Langkah baik yang dicapai”.
Inovasi gerakan parijotho salak sembada yaitu Gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana, merupakan pengembangan dari program nasional; Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (KST2B) yang turut mendukung pencapaian SPM. Dimana Bidang dan Seksi terkait serta Puskesmas dengan wilayah lokus untuk memberikan pembinaan, disampaikan oleh ibu Dini Melani M. S.KM., S.ST., M.Keb (Sub. Koordinator Kelompok Substansi Kesehatan Khusus dan Penjaminan Kesehatan Bidang Pelayanan Medis) bahwa pilot project gerakan parijotho salak sembada melibatkan lintas sektor; TP PKK seluruh tingkatan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PMK, Dinas P3AP2KB, BPBD, Satpol PP, Organisasi Profesi dan LS lainnya. 9 Pilot Project gerakan parijotho salak sembada: 1.Peduli Stunting 2.Menuju PHBS 3.Peduli KIA, 4.Siaga Kebakaran Lingkungan 5.Tanggap & Tangguh Bencana Alam 6.Peduli Lingkungan, 7.Menuju Keluarga Sehat Berkualitas 8.Menuju Keuangan Sehat 9.Mewujudkan Keluarga Sehat, dalam melaksanakan 9 Pilot project dari gerakan parijotho salak sembada di tetapkan lokus pada daerah daerah yang di tentukan.
Inovasi TOTALITAS BESTI yaitu “Tolong Tangani dan Fasilitasi Bumil dan Balita dari Resiko Tinggi disampaikan oleh bapak Samsu Eko Suhartono, S.Gz (Sub. Koordinator Kelompok Substansi Kesga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat), Program inovasi kabupaten sleman; GETARTALA (Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan Talasimia), PANDU TEMAN (Pelayanan ANC Terpadu menuju Triple Eleminasi Melibatkan Semua Layanan), GAMBANG STUNTING (Gerakan Ajak Menimbang Cegah dan Atasi Stunting, Pecah Ranting Hiburane Rakyat (Pencegahan Rawan Stunting Hilangkan Gizi Buruk Tingkatkan ekonomi Rakyat). Beberapa inovasi yang di sebutkan merupakan inovasi yang di laksanakan dalam membantu pemerintah dan masyarakat untuk mencapai pelayanan yang prima dan meningkatkan Kesehatan masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan penurunan AKI dan AKB, Pemerintah kabupaten Sleman membuat regulasi agar dapat menekan kepada pemberi layanan KIA (Puskesmas, Jaringan, dan Jejaring) untuk pelayanan standar dengan menggunakan buku KIA, menginput laporan melalui E-Kohort dan MPDN. Kabupaten Sleman berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2021 tentang penggunaan Buku Pedoman Kesehatan Ibu Anak serta Aplikasi SIM KIA Sembada sebagai pencatatan dan pelaporan pelayanan KIA, dengan adanya kebijakan dan regulasi yang diterapkan ini, membuat pemantauan dan monitoring Kesehatan Ibu dan Anak terlayani dengan baik, sehingga Angka Kematian Ibu dan Bayi dapat di minimalisir.
Penanganan kasus gizi buruk, gizi kurang, dan stunting di kabupaten Sleman untuk data sasaran balita di peroleh dari Dinas Kesehatan sedangkan untuk pemberian bahan makanan bekerjasama dengan Dinas Sosial yang disepakati dengan warung yang menyediakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi seperti (ikan, telur, daging).
Untuk meningkatkan Kegiatan Posyandu, Kader posyandu yang di tetapkan sebagai pendamping keluarga di Tunjuk dan di SK kan oleh Kelurahan/Kepala kampung, hal ini dilakukan dalam rangka menekan angka kekurangan gizi, kematian ibu dan bayi, dan mendukung Kesehatan Ibu dan anak. Dan kemudian untuk memudahkan pelayanan Posyandu baik di kota maupun desa/pedalaman dibuatkan grup WhatsApp untuk Bumil diwilayah kerja masing-masing puskesmas pada saat registrasi pasien untuk gabung dalam grup tersebut agar dapat memudahkan ibu dalam persiapan menuju HPL dan motivasi dan pembinaan setelahnya, termasuk untuk kegiatan posyandu
Dalam meningkatkan Kesehatan keluarga terutama Kesehatan ibu sebelum merencanakan kehamilan pemerintah bekerjasama dengan KUA dan Kerukunan Umat Beragama untuk layanan catin dan konseling pra nikah.
Untuk meningkatkan Kesehatan perempuan/remaja putri sebelum menikah dilakukan screening anemia dan Talasemia, sebelum pembagian tablet tambah darah pada remaja putri.
Untuk memotivasi kader kader posyandu dalam memberikan pelayanan terpadu, Pemerintah menyiapkan apresiasi yang besar untuk para kader dengan memberikan penghargaan setiap tahunnya, hal ini yang juga membantu memotivasi para kader untuk berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan terbaiknya. Penghargaan kepada kader di jamin PBI yang diatur dalam Perbup Pembiayaan Kesehatan.