Subkoordinator Peningkatan Gizi Keluarga dan Masyarakat melaksanakan kegiatan Pertemuan Monitoring Evaluasi dan Pemantapan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2023 yang dilaksanakan di Hotel Grand Parama Berau.
Kegiatan yang yang berlangsung selama tiga hari Selasa (2/5) dan Kamis (4/5) diikuti oleh 25 peserta dari pengelola program gizi Kabupaten, Puskesmas, dan pengelola program gizi Rumah Sakit.
Dalam pelaksanaannya kegiatan dilakukan metode ceramah, diskusi dan curah pendapat.
Narasumber kegiatan ini dari Dinas Kesehatan Kab. Berau dan Provinsi Kaltim.
Secara umum tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan kinerja program perbaikan gizi di Puskesmas, dengan harapan petugas dapat mengetahui, memahami serta melaksanakan kebijakan program perbaikan gizi tahun 2023, feedback laporan program gizi tahun 2023, petunjuk teknis laporan program gizi baik indikator program gizi maupun capaian indikator kinerja RPJMN dan renstra, mengidentifikasi masalah gizi diwilayah kerja Puskesmas masing-masing dan implementasi program perbaikan gizi sesuai standar yang berlaku, serta memaksimalkan proses penginputan data melalui applikasi EPPBGM dan sosialisasi terkait rujukan balita gizi buruk.
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu palayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020 – 2024, menyatakan bahwa arah kebijakan pembangunan bidang kesehatan adalah meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dengan peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi yang dicapai melalui
5 (lima) strategi, yaitu:
- Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB dan kesehatan reproduksi,
- Percepatan perbaikan gizi masyarakat,
- Peningkatan pengendalian penyakit,
- Pemberdayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), dan
- Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.
Prevalensi Balita stunted berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, Hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2021 dan tahun 2022, menunjukkan masih adanya masalah gizi di kabupaten Berau. Pada tahun 2021 dan 2022, prevalensi balita stunting di Kabupaten Berau yaitu dari 25,7% menjadi 21,6%. Untuk itu, perlu optimalisasi capaian kinerja gizi terutama intervensi spesifik pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Percepatan perbaikan gizi masyarakat diprioritaskan pada pencegahan stunting dengan target penurunan prevalensi stunting adalah 14% dan wasting 7% di tahun 2024. Dalam rangka upaya penurunan stunting dan wasting maka disusun indikator kinerja program dan indikator kinerja kegiatan dalam rencana strategi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 yaitu: 1). Persentase ibu hamil KEK (target 10% tahun 2024), 2). Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi (target 100% tahun 2024), 3). Persentase Puskesmas mampu Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita (target 60%), 4). Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif (target 60%). Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan kegiatan perbaikan gizi melalui surveilans gizi yang meliputi indikator masalah gizi dan indikator kinerja program gizi. Dengan demikian, salah satu upaya percepatan penurunan stunting dilakukan melalui penguatan surveilans gizi.
Untuk memperoleh informasi capaian kinerja perbaikan gizi masyarakat secara cepat, akurat, teratur, berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu dilaksanakan kegiatan Surveilans gizi secara berkala mulai dari kabupaten/kota hingga ke puskesmas. Sebagai bagian dari upaya surveilans gizi di puskesmas maka salah satu kegiatan utamanya adalah pengumpulan dan pelaporan data gizi terintegrasi. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau akan melakukan Pertemuan Monev dan Pemantapan Program kepada seluruh puskesmas agar dapat melakukan intervensi spesifik kepada sasaran secara optimal dan melakukan pengelolaan dan pelaporan data gizi melalui aplikasi EPPBGM secara cepat dan akurat. (mt)