Berau, 16 Mei 2024 – BBPOM Samarinda menginisiasi kegiatan “Pelatihan Kader Keamanan Pangan Desa dalam Rangka Desa Pangan Aman di Kabupaten Berau Tahun 2024” yang berlangsung di Aula Kelurahan Teluk Bayur. Kegiatan ini melibatkan tiga desa yaitu Teluk Bayur, Sambaliung, dan Labanan, dengan dukungan penuh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Berau dan Kecamatan Teluk Bayur.
Acara dimulai dengan laporan ketua panitia, Bapak Drs. Abdul Haris Rauf, Apt. dari BBPOM Samarinda, yang menyampaikan pentingnya pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas kader keamanan pangan di tingkat desa. “Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dari segi pangan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan,” ujar Abdul Haris.
Setelah laporan, acara dibuka secara resmi oleh Camat Teluk Bayur, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan desa pangan yang aman. “Dengan pelatihan ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya keamanan pangan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan seluruh warga desa,” kata Camat Teluk Bayur.
Kegiatan dimulai dengan pre-test dan kuesioner survei pre-intervensi untuk mengukur pemahaman awal peserta tentang keamanan pangan. Materi pertama yang disampaikan oleh Drs. Abdul Haris Rauf, Apt dari BBPOM Samarinda adalah tentang “Pembekalan untuk Kader Keamanan Pangan Desa dan Pedoman Pelaksanaan Desa Pangan Aman”. Beliau menjelaskan bahwa keamanan pangan bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga mencakup seluruh proses dari produksi hingga konsumsi. Abdul Haris menjelaskan pedoman pelaksanaan desa pangan aman, termasuk langkah-langkah yang harus diambil oleh kader dalam mengidentifikasi dan menangani masalah pangan.
Selanjutnya, Drs. Abdul Haris Rauf, Apt melanjutkan dengan materi tentang “Keamanan Pangan (KP)”. Beliau menekankan pentingnya pengetahuan tentang bahaya-bahaya yang dapat mengancam keamanan pangan seperti kontaminasi kimia, fisik, dan biologis. “Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit dan gangguan kesehatan yang serius. Oleh karena itu, kader-kader harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengidentifikasi dan mencegah risiko-risiko tersebut,” jelasnya.
Sealnjutnya materi tentang Aplikasi Keamanan Pangan dan Cek K.L.I.K, Disampaikan oleh Ibu Diah Agustiani Syarifah, S.Farm., Apt., materi ini memperkenalkan aplikasi keamanan pangan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memeriksa keamanan produk pangan. Cek K.L.I.K (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) menjadi fokus utama, dimana masyarakat diajarkan untuk selalu memeriksa empat aspek tersebut sebelum mengonsumsi produk pangan.
Bapak Drs. Mohd. Faizal, Apt., MPPM memberikan materi tentang “Keracunan, Intoleransi, dan Alergi Pangan”. Beliau menjelaskan perbedaan antara ketiga kondisi tersebut dan bagaimana cara mengenali gejalanya. “Keracunan pangan disebabkan oleh mikroorganisme atau racun dalam makanan, sementara intoleransi dan alergi pangan lebih berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap zat tertentu dalam makanan,” ungkapnya. Faizal menekankan pentingnya pengetahuan ini dalam mengurangi risiko kesehatan akibat konsumsi pangan yang tidak aman.
Materi terakhir adalah tentang “Test Kit dan Praktek Langsung di Tempat” yang disampaikan oleh Drs. Mohd. Faizal, Apt., MPPM dan Mas Zuhaldi Firdaus, A.MF. Peserta diberi kesempatan untuk menggunakan test kit dalam praktek langsung, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata dalam mendeteksi kontaminan dalam pangan. Peserta diajarkan cara menggunakan test kit untuk mengidentifikasi kontaminan dalam pangan. Sesi praktek langsung memberikan pengalaman hands-on kepada peserta untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan.
Sebelum kegiatan berakhir, peserta dibagi menjadi tiga kelompok besar untuk melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) sesuai dengan amanah yang diemban, yaitu kader keamanan pangan sekolah, keluarga, dan ritel serta siap saji. Diskusi ini bertujuan untuk menyusun rencana aksi dan strategi implementasi keamanan pangan di lingkungan masing-masing.
Kegiatan ditutup dengan khidmat oleh Drs. Abdul Haris Rauf, Apt bersama dengan perwakilan Lurah Teluk Bayur, Lurah Sambaliung, dan Kepala Kampung Labanan. “Kami berharap para kader yang telah mengikuti pelatihan ini dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mewujudkan desa yang aman dan sehat dari segi pangan,” kata Abdul Haris Rauf menutup acara.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat melalui peningkatan keamanan pangan di desa-desa yang terlibat.